Skip to main content

Analisis Struktur Mengunakan SAP2000

Ada contoh kasus seperti gambar di bawah ini:



Versi SAP yang kami gunakan adalah SAP2000 Student Version 7.4.0, gratis, jadi tidak ada beban moral untuk digunakan dan disebarluaskan. 
Model SAP2000 dari balok di atas adalah seperti gambar di bawah. (klik untuk memperbesar)
Untuk menggambar model tersebut dengan cepat, bisa dengan menggunakan cara:

  1. Klik menu File → New Model From Template (pastikan unit yang aktif adalah kN-m)
  2. Pilih “Continuous Beam” (pojok kiri atas)
  3. Number of spans = 2. Span length = 6 m. Restraints : Yes. Gridlines : Yes.
  4. Gunakan satu window aktif saja. Tutup window 3-D view
  5. Setelah model terbentuk, ubah panjang bentang kanan menjadi 4 m dengan cara:
·         Klik ganda garis grid paling kanan, akan muncul kotak dialog “Modify Grid Lines”
·         Ubah panjang bentang 2 menjadi 4 m.
 

Selanjutnya balok 1 (kanan) dan balok 2 (kiri) di-divide, dengan menggunakan menu Edit → Divide Frames, masing-masing menjadi elemen sepanjang 1 m.
nb : tujuan dari divide ini adalah sebagai kontrol lendutan. SAP2000 Student Version tidak bisa memberikan output nilai lendutan di sepanjang balok, walaupun dalam display bisa diperlihatkan bentuk lendutannya. Oleh karena itu, balok harus di-divide agar titik-titik ujung segmen bisa ditampilkan nilai lendutannya.
SAP versi terbaru (saya lupa mulai versi berapa), sudah bisa menampilkan besarnya lendutan di sepanjang balok, jadi tidak perlu di divide.
Cara Divide:
  1. Select balok 1 (kanan), klik menu Edit → Divide Frames. Isikan Divided Into 4 frames. Last/First ratio = 1.
  2. Balok 2 juga seperti itu, tapi Divided Into 6 frames.
Hal-hal lain yang perlu dicek antara lain:
  1. Properti material beton
  2. Frame Section

    Untuk asumsi awal, kita gunakan balok ukuran 300X450.
     
    Reinforcement type : beam, dengan concrete cover 60 mm.
     
    Kok bukan 40 mm seperti pada soal? 40 mm itu adalah tebal selimut bersih, sementara yang di SAP2000 itu adalah cover to rebar center. Jadi, yang dimasukkan ke SAP2000 adalah 40 mm + 10 mm (asumsi diameter sengkang) + 0.5*19 (asumsi diameter tulangan utama D19).
    Modification factor, di-set 1 dulu untuk semua. Nanti untuk perhitungan lendutan baru diganti.
  3. Static Load Case Names
  4. Load COmbinations.
    Ada 3 kombinasi yang digunakan.
    SERV = DL + LL, untuk menghitung lendutan
    ULT1 = 1.4, untuk desain tulangan
    ULT2 = 1.2DL + 1.6LL, untuk desain tulangan
  5. Atur Analysis Option. Centang seperlunya.
  6. Atur Preference → Concrete, sesuaikan koefisien dengan SNI-Beton
  7. Assign Beban-Beban Yang Sesuai (Point & Uniform). Untuk Asigning beban, kami anggap tidak ada masalah. Hati-hati dengan option Replace, Delete, dan Add pada kotak dialog
Lakukan analisis… RUN!
Setelah Run, cek dulu apakah tidak ada yang aneh dengan hasilnya. Bisa dengan cara mengecek defleksi, atau mengecek diagram gaya dalam, apakah sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk melihat hasilnya kita bisa lihat pada menu Display> show element forces/stresses.

Comments

Popular posts from this blog

PERHITUNGAN PEMBEBANAN PLAT

Perhitungan Pembebanan Pelat A. Data 1)  Pada pelat atap : à Tebal plat atap                                       =   0,100          m à Tebal finishing                                       =   0,030          m à Tebal volume hujan                               =   0,030          m à Berat / volume beton bertulang           =   2400           kg/m 3 à Berat / volume beton                             =   2100           kg/m 3 à Berat / volume air hujan                        =   1000           kg/m 3 à Berat beban bergerak                             =   100             kg/m² à Berat plafon + penggantung                  =   18               kg/m 3 2)  Pada pelat lantai : à Tebal plat lantai                                     =   0,120           m à Tebal finishing                                       =  0,030           m à Berat / volume beton bertulang          =  2400            kg/m 3 à Berat / volume beton                          

Perhitungan Plat Dua Arah

A.     Plat Dua Arah 1.       Tinggi Efektif ; dx = h – P – ½ ∅ Dx                     (arah X) dy = h – P – ∅ Dx – ½ ∅ Dy        (arah Y) 2.       Perhitungan Beban Wu            = 1,2 WD + 1,6 WL. 3.       Perhitungan Momen Mu x               = (koef. Tabel metode amplop berdasarkan Ix/Iy.(Wu.Ix 2 )) Mu y               = (koef. Tabel metode amplop berdasarkan Ix/Iy.(Wu.Ix 2 )) tabel koefisien Momen (Gidion kusuma) 4.       Rasio Tulangan (ρ) : ρ min = 0,0025 (Koefisien CUR pelat) Ketentuan: ρ min < ρ analisa < ρ max Dimana Jika ρ anl < ρmin maka ρ pakai ρ min Jika ρ anl > ρmaks maka ρ pakai ρ maks 5.       ρ analisa Kemudian gunakan rumus ABC Ketentuan SKSNI ‘22 Ø  = faktor reduksi kekuatan 0.80 untuk beban letur tanpa aksial 0.80 untuk aksil tarik da aksial tarik dengan beban lentur 0.65 untuk aksial tekan dan aksial tekan dengan bebean lentur 0.60 untuk lintang dan

Perhitungan Plat Satu Arah

I.        Perhitungan Tulangan Plat Ketentuan: Suatu plat dikatakan Plat Satu Arah jika ly/lx > 2 Suatu plat dikatakan Plat Dua Arah jika ly/lx ≤ 2 Syarat – syarat Bentang : ly = Bentang terpanjang lx = Bentang terpendek. A.     Plat Satu Arah 1.       Tinggi Efektif ; dx = h – P – ½ ∅ Dx                     (arah X) dy = h – P – ∅ Dx – ½ ∅ Dy        (arah Y) 2.       Perhitungan Beban Wu            = 1,2 WD + 1,6 WL. 3.       Perhitungan Momen Mu x               = 1/8 Wu lx 2 Mu y            = 1/8 Wu ly 2 4.       Rasio Tulangan (ρ) : ρ min = 0,0025 (Koefisien CUR pelat) Ketentuan SKSNI 91’ Ketentuan: ρ min < ρ analisa < ρ max Dimana Jika ρ anl < ρmin maka ρ pakai ρ min Jika ρ anl > ρmaks maka ρ pakai ρ maks 5.       ρ analisa Kemudian gunakan rumus ABC Ketentuan SKSNI ‘22 Ø  = faktor reduksi kekuatan 0.80 untuk beban letur tanpa aksial 0.80 untuk aksil tarik da aksi